Kisah cinta antara Lina Fathina dan Dede Kanugrahan berawal dari pertemuan di kantor. Mereka
dilibatkan dalam satu tim yang sama. Tak menunggu lama, mereka mantap melangkah
ke jenjang pernikahan

LINA (29) dan Dede (35) diperkenalkan oleh rekan kerja masing-masing. Setelah keduanya berbincang mulai dari hal sepele sampai berkaitan tentang pandangan hidup. Ternyata pemikiran mereka cocok.

Obrolan mereka nyambung, samasama punya riwayat cinta yang sejalan. ”Visi dan misi yang serupa. Bahkan kami sama-sama tahu, kalau kami bisa jadi tim yang kuat,” kata Lina Fathina.

Mengobrol soal visi dan misi hidup, tujuan jangka panjang hubungan, dan rencana-rencana masa depan memang begitu penting. Sehingga, ketika percakapan Lina dan Dede begitu match, keduanya langsung mantap untuk menlanjutkan ke jenjang pernikahan.

Jodoh memang tak ke mana, datang tak kenal tempat dan waktu. ”Kami saling melengkapi satu sama lain. Karena kesamaan itulah, kami tidak butuh waktu lama untuk memutuskan sama-sama hingga maut memisahkan. Kami menikah,” jelas perempuan kelahiran Wonogiri, 7 Maret 1993 tersebut.

Resep manjur dalam menjalin hubungan adalah saling mengalah dan mendukung pasangan adalah kunci utamanya. Kesediaan untuk saling mengalah itu bisa menjadi peredam. ”Kalau ada salah satu dari kami sedang ’darting’ atau ada masalah, entah itu di keluarga atau pekerjaan,” tutur Lina.

Lina juga sempat menceritakan, alasan dia memilih Roy Rafael sebagai fotografer pre-wedding. Yakni,

berjibun pengalaman yang sudah dimiliki Roy dalam bidang fotografi. Roy juga mempunyai project yang bernama 101 Class Photography. Akun media sosialnya dapat diikuti di Instagram (@roy.rafael.75 dan @101class). ”Kalau boleh aku bilang, om Roy itu giat banget aktivitasnya di dunia fotografi, bahkan di grup pre-wedding dan grup wedding, yang paling ramai buat ngonsep itu malah Om Roy,” cerita Lina. Jadi, lanjut Lina, dia dan keluarga merasa bahagia saja lantaran sudah
dibantu oleh orang profesional sekelas Roy Rafael. ”Sebelum prewedding itu, kita suka ketemu dan saling tukar cerita, ternyata Om Roy itu kalau aku boleh bilang; dia

KEDUANYA mesra bergandengan tangan sambik
berdiri di atas tebing. Lina membawa bunga mawar
putih sebagai aksesoris pengambilan gambar

suhu dari anak-anak fotografi zamansekarang,” imbuhnya.Tapi, kata Lina, awalnya dia sempatmerasa down karena Roy, tampaktoo old buat mengikuti dunia fotografi
zaman sekarang. ”Ternyata, pas hasilnya jadi, gila pengen nangis. Bagus banget,bener-bener di luar ekspektasiku,”ungkap Lina tampak bahagia. Untuk konsep fotografi, Lina bercerita, semua dapat konsep dari Roy. Mulai dari pemilihan busana, tempat pemotretan, hingga berbagaiaksesoris yang dipakai dalam sesi ambil gambar, semua sudah dimasak dengan baik oleh Roy.

KEDUANYA mesra bergandengan tangan sambik berdiri di atas tebing. Lina membawa bunga mawar putih
sebagai aksesoris pengambilan gambar

Leave a Comment