Ahmad Fauzi dan Enny Try Utami sedang flashback. Saat tujuh tahun lalu mereka menggelar prewedding di Lereng Gunung Persawahan Cisalak. Semua
yang terkat dengan momen membuat mereka senyum bahagia lagi.
Oh betapa ketika melihat-lihat lagi hasil foto-fotonya, mereka merasakan totalitas saat melakukannya. Namun ada yang membuat geli. “Selain
kagum sendiri, tetapi kalau mengingat gaya kami di tahun 2013 itu, alamak kami begitu narsis,” terang Enny, disambung senyum.
Dengan tema bertani, Fauzi dan Enny merasakan bahwa setiap hal terkait prewedding itu begitu istimewa. Diarahkan fotografer Roy Rafael, mereka kompak sebagai pasangan dalam busana lurik. Sambil membawa beberapa properti. Antara lain, cangkul, beberapa rantang dan caping.
Maunya sih tampil natural. Tidak seperti settingan prewedding. Tetapi mencari cangkul dan caping yang bukan baru atau yang sering dipakai oleh petani betulan ternyata susah. “Ya harus terima kalau akhirnya tak terlalu terlihat riil sebagaimana petani betulan,” terang Roy dari 101 Class Photography.
Selain memilih spot foto di lereng gunung di sebuah daerah persawahan Cisalak, pemotretan dilakukan di Curug Bidadari Sentul Paradise, Bogor. Di sana ada air terjun yang dinilai penuh romansa. Berbeda saat menjadi petani, kali ini mereka tampil glamor. Mengenakan busana formal ala Meksiko.
Enny memakai ballgown berwarna merah menyala. Lengkap dengan membawa payung transparan sebagai pemnais. Sedangkan Fauzi menggunakan setelan jas dan memakai topi fedora. Demi foto yang bagus, pasangan yang menikah tahun 2013 itu beraksi total.
Selama melakukan pemotretan di Curug Bidadari Sentul Paradise, tantangan alam mereka hadapi. Setidaknya karena jalan menuju lokasi itu benar-benar licin. Dengan tetap ber-ballgown, Enny harus berhati-hati betul. Apalagi angin bertiup cukup kencang.
Enny hampir terbang dan terbalik. Untungnya ia pegang kuat-kuat. Embusan angin itu juga membuat air di Curug Bidadari Sentul Paradise itu terkoyak. Sampai muncrat mengenai kamera Roy dan baju pasangan itu.
Tetapi ada yang patut mereka syukuri. Cuaca hari itu sedang bagusbagusnya. Cerah tidak berawan maupun hujan. Sinar matahari pun cukup untuk penerangan yang
sempurna. “Kalau hujan atau sedang banjir, ya tidak terbayang lagi sulitnya seperti apa. Untungnya cuaca benarbenar mendukung,” lanjut Roy.
Itulah yang membuat pemotretan dilakoni Enny dan Fauzi dengan senang hati. Mereka mendapatkan pengalaman baru yang bisa dikenang.
Terbukti hingga tujuh tahun kemudian, mereka masih sering menceritakan kejadian hari itu dengan detail.
Tak hanya saat kejadian. Namun juga sebelum pemotretan. Sebab mereka sendirilah yang melakukan survey ke lokasi. Ditemani Roy. Menurut
Roy, keduanya memang menyukai alam. Begitu menemukan lokasi yang sesuai properti dan busana, mereka berusaha maksimal bergaya.